Musicademia

Rabu, 29 Oktober 2008. Ba’da maghrib, kami serombongan bersiap-siap dari kost untuk pergi ke Balai Kartini mau nonton konsernya Twilite Orchestra. Kali ini Twilite Orchestra dan sponsor (salah satu produk rokok) menggelar kembali program Musicademia dengan tajuk “Terima Kasih Pemuda Indonesia” dalam rangka peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda. (Oh ya, konser ini disiarkan di Trans7 hari sabtu, 8 November 2008 pukul 19.30.)

Konsernya sendiri dimulai pukul 20.00, namun kami telah tiba di Balai Kartini sekitar pukul 19.30. Wah ternyata di depan pintu masuk Kartika Expo Center-nya sudah dipadati sesama calon penonton. Wah jelek nih panitia penyelenggaranya, harusnya dengan tiket yang berharga 20 ribu rupiah, panitia bisa mengantisipasi membludaknya jumlah penonton. Lha ini, kami berdesakan begitu saja, tanpa line antriannya yang jelas. (Aku pernah nonton program sejenis dari Twilite Orchestra tahun 2004 yang lalu di Bandung, dan saat itu mulai dari masuk gedung pertunjukkan sampai selesai nonton, gak ada tuh kondisi berdesakan seperti ini).

Uh finally, setelah melalui pintu-pintu itu, kami berhasil masuk ke dalam gedungnya. Hiks tapi kebagian duduk di belakang, karena tempat duduk di bagian depan sudah penuh. Tapi tak apalah, toh kami masih bisa melihatnya dengan jelas, namun sulit untuk mengambil gambar di panggung karena jaraknya yang terlalu jauh.

Ini nih, maksa ambil foto, jadinya gak jelas alias burem banget

Konser sendiri dibuka dengan lagu Indonesia Raya jadi kami semua berdiri. Menurut buku panduan yang dibagikan, program yang akan dimainkan setelah Indonesia Raya adalah:

1.Pomp and Circumstance March No. 1 – Edward Elgar (Aku suka nih komposisi yang ini).
2.Academic Festival Overture, Op. 80 – Johannes Brahms (lagu-lagu pendek mahasiswa yang terkenal di jamannya dan ditutup dengan lagu “Gaudeamus Igitur”).
3.Bangun Pemudi-Pemuda – Alfred Simanjuntak (dibawakan oleh Paduan Suara).
4.Indonesia Pusaka – Ismail Marzuki (dibawakan oleh Daniel Kristianto, keren banget lho).
5.Indonesia Jaya – Chaken M (dibawakan oleh Lea Simanjuntak dan Paduan Suara, uh suaranya Lea Simanjuntak top banget, keren deh pokoknya).
6.Pemuda – Candra Darusman (dibawakan oleh Idol Divo – Mike, Delon, Luki, Judika- wakakak… penggemar Delon pada seneng nih, yuuuk mariiii).

Di tengah-tengah program ini, entah lupa, setelah lagu ini atau sebelum lagu ini, dibacakan Sumpah Pemuda oleh Idol Divo dan diikuti oleh semua penonton. Hehehe…kaya lagi upacara aja :D.

7.Selamat Datang Pahlawan Muda – Ismail Marzuki (dibawakan oleh Paduan Suara).
8.Tabuh-tabuhan: III. Finale – Colin McPhee (Twilite Orchestra ditemani oleh duet finalis Levi Gunardi dan Johannes S. Nugroho, tuh jari-jarinya kok bisa ya bergerak seperti itu di atas tuts piano, mantab abis).
9.This is the Moment, dari “Jekyll & Hyde” – Leslie Bricusse/Frank Wildhom (dibawakan oleh Daniel Kristianto dan Paduan Suara).

Kemudian lagi-lagi di sela-sela program, ada penyerahan penghargaan dari sponsor untuk Pemuda-pemudi Indonesia yang berprestasi di bidang sains, olahraga, bisnis, teknologi, apa lagi ya?? Yaa pokoknya ada penyerahan penghargaan deh untuk para orang muda dan berprestasi.

10.Sabre Dance, dari “Gayaneh” – Aram Khachaturian (saat program ini lucu banget, Addie MS selaku konduktor kaya maen pedang gitu pake tongkat konduktor-nya dengan dua orang pemain biola hehehe….).
11.The Power of the Dream – David Foster/Baby Face (dibawakan oleh Lea Simanjuntak dan Paduan Suara, lagi-lagi Lea tampil sangat luar biasa).
12.Hero – Mariah Carey/Walter Afanasieff (dibawakan oleh Idol Divo).
13.Tembang Nusantara Medley: Ampar-ampar Pisang – Paris Berantai – Gunung Salahatu – Goro-gorone (dibawakan oleh Paduan Suara)
14.Janger – Tradisional (dibawakan oleh Paduan Suara)
15.Festive Overture, Op. 96 – Dmitri Shostakovich

Konser berakhir dengan tepuk tangan yang panjang dari penonton. Dan ada program tambahan, lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” dinyanyikan oleh seluruh penonton diiringi oleh Twilite Orchestra … hehehe… kapan lagi coba, nyanyi diiringi Twilite Orchestra??
Sesaat setelah konser usai (Ratna, Ema, Lies)

Ini juga narsis setelah konser usai, maju ke deket panggung :D


Tapi kok menurutku, Musicademia ini programnya lebih bagus saat empat tahun lalu aku nonton di Bandung ya? Entahlah, mungkin karena saat itu aku nonton di deretan depan, dan penonton saat itu tidak banyak lalu-lalang keluar masuk, tertib banget deh penontonnya. Lah waktu nonton kemarin di Balai Kartini itu, penontonnya banyak yang terlambat, terus sebelum konser berakhir, banyak penonton yang sibuk mondar-mandir keluar masuk. Jadinya tidak tertib. Mungkin karena memang para penonton di sini belum terbiasa untuk menyaksikan sebuah konser Orchestra. Walaupun konser Orchestra kemarin tidak seperti konser Orchestra pada umumnya, karena untuk para penonton tidak ada “dress code” yang tercantum di tiket konser. Hehehe…padahal aku juga belum pernah tuh nonton konser yang ada “dresscode”-nya.

Bagaimanapun, konser kemarin benar-benar harus diapresiasi setinggi mungkin sebagai usaha “Twilite Orchestra” memperkenalkan orchestra untuk orang kebanyakan seperti aku.

2 comments:

  1. dateng juga dong ke symphonesia di bandunG! :D

    Acara anak HI Unpad ini...

    ReplyDelete
  2. bitah mah salah malah milih acara yg lain, padahal mending dongkap kadieu atuh bitah ehhehhe...
    *teh Lies untung teu pundungan hihihi...

    ReplyDelete

Please, leave your comment here. Don't forget to put your name ... Anonymous is not recommended. Thanks :)