Trip to Oldtown

Cerita ini pernah diposting di mp dan fs tgl 22 April 2007. Tapi di dua blog tsb judulnya "How to Spend Weekend in Jakarta?"

Di sini aku ganti aja judulnya jadi Trip to Oldtown, karena emang waktu itu lagi jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta, Oud Batavia.

-------start here---------


How to Spend Weekend in Jakarta?

Btw ini bukan tulisan seperti artikel-artikel “How To…?” yang ada di majalah-majalah cewek lho, kaya majalah CHIC yang suka Ye2n beli.(Barina ge majalah mana nu rek ngarekrut penulis siga simkuring keur ngeusian kolom “How To…?” hehehe…). Aku cuma mo berbagi pengalaman pas jalan-jalan weekend di Jakarta. Terutama buat anak kost, daripada weekend diem di kost ato kalo bosen jalan ke mall yang gitu-gitu juga, atos pas akhir bulan, boke’ ga bisa pulang kampung, cocok banget dah. Trip ini bisa jadi pilihan lho.

Beberapa waktu yang lalu, aku, catur, dan mike jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta. Kami bertiga pergi dari kost sekitar 8.30 a.m ke Blok M. Di Blok M, Anung (koncone Catur) dah nungguin tuh. Jadilah kami berempat jalan-jalan. Ok deh, the journey began. Naik Busway dari Blok M ke Kota sekitar 45 menit. Trus sampe di kota, kami nyebrang ke Museum Bank Mandiri. Dan ternyata, o..ow…menurut satpam yang jaga, museumnya tutup, soalnya lagi tanggal merah alias hari libur nasional. Wah payah dah, gimana nih kalo museum lainnya juga tutup? But, journey must go on.

So, kami menuju stasiun kota. Kami terus berjalan sekitar 200 m ke arah utara. Nah itu dia, sudah nampak bangunan-bangunan tua yang sampe sekarang masih berdiri kokoh. Amazing lah pokona mah. Kami memutuskan masuk ke sebuah gedung tua, dan bertanya-tanya, ini gedung apa ya? Trus liat tulisan di bagian depan gedung tersebut, ternyata Museum Keramik dan Seni Rupa DKI Jakarta. Di depan gedungnya ada dua buah meriam. Kami dihampiri seoarang bapa tua yang berkata museumnya tutup. Tapi katanya lagi, kalo ada tamu boleh aja kok masuk. Nah lho? Bingung kan? Ah yang penting boleh masuk. Dianter oleh seorang penjaga, dia membuka pintu museum dan nyalain semua lampunya. Only for us. Hah, baik amat. Di museum itu, yaa tentu saja sesuai namanya, yang ada keramik-kermaik dan lukisan-lukisan dari jaman baheula sampe sekarang. Ternyata gedung itu dulunya gedung pengadilan jaman Belanda. Pokona mah gedungna teh pikasieuneun, komo mun kadinyana sorangan atawa peuting-peuting. Pas siang-siang ge, mun sorangan kadinya mah keueung nu aya. So, cukup sudah jalan-jalan di museum keramiknya.

Next destination…Gedung di sebrangnya Museum Keramik, yang tak lain adalah Museum Sejarah DKI Jakarta yang di depannya juga ada beberapa meriam. Dari buku yang pernah aku baca, museum sejarah ini dulunya merupakan Balai Kota (Staadhuis) Jaman Belanda (Baca deh kumpulan tulisan tentang Betawi karya Alwi Shahab terbitan Republika). Museum Sejarah tetep buka lho meskipun lagi hari libur nasional. Tiket masuknya murah banget, cuma 2 ribu rupiah per orang. Di museum itu diceritain asal-usul Jakarta, mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, sampe jadi Jkt. Mulai jaman Pangeran Jayakarta, Gubernur Jenderal J.P. Coen, sampe Gubernur Sutiyoso alias Bang Yos yang sebentar lagi lengser. Gedung museum ini tua banget, tapi top deh, masih lumayan terpelihara. Naik ke lantai 2, kita sengaja buka-buka jendela, wuih view-nya bagus banget. Lapangan kaya alun-alun terbentang di bawah. Di sebelah utara nampak gedung tua yang sekarang dipake Kantor Pos, di timur museum keramik, di barat museum wayang. Sayang gedung-gedung tua di sekitarnya banyak yang gak terawat. Di dalam museum sejarah terdapat barang-barang peninggalan jakarta tempo doeloe. Kemudian, kami keluar museum menuju halaman belakang. There is it, meriam si Jagur yang terkenal itu. Eh ternyata lagi banyak pemotretat, kayanya sih buat album taunan anak sma, soalnya kostumnya unik-unik. Trus ngeliat penjara-penjara bawah tanah yang mengerikan. Udah ah, cukup di museum sejarahnya.

Jalan terus. Tadinya mo ke museum wayang, tapi tutup. Kami terus berjalan ke arah utara, melewati gedung-gedung tua lainnya. Ada juga gedung tua yang jadi kantor pusat PT. Samudera Indonesia. Tidak jauh dari situ, kami melihat Jembatan Kota Intan, jembatan yang udah ada dari abad 18 tapi sekarang dah ga bisa dilewatin. Jadinya kami cuma foto-foto doank.

Up next…kami berniat mengunjungi museum bahari, jadi kami terus berjalan ke arah utara. Tak terasa hari semakin siang, panas, dan kaki mulai pegal. Kami melewati jalan-jalan yang gak kami kenal, bau sampah (sampai Catur hampir muntah), tapi tetep donks jalan terus. Uuuh finally kami sampe di gerbang pasar ikan, berarti sekitar 200 m lagi sampe di museum bahari. Alhamdulillah, ternyata museumnya juga buka. Tiket masuknya sama, 2 ribu rupiah per orang. Another fab old buildings. Gedung tertua bertanda ANNO 1719. Berarti sudah hampir 3 abad, dan gedung tersebut masih berdiri kokoh. Kami menyusuri 3 gedung yang berderet. Di museum itu diceritain mulai dari jaman belanda berlabuh, perahu-perahu kuno orang bugis, sampe AL sekarang. Gila…kaki pegel banget nih.

Ayoooo….perjalanan diteruskan. Lagi, kami jalan terus ke arah utara menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Melewati sungai tidak mengalir yang penuh sampah dibayangi udara yang panas terik, kebayang deh baunya. Perut sudah keroncongan. Itu dia gerbang pelabuhan sunda kelapa dah terlihat. Tapi nyari makan dulu deh. Untunglah di sebrangnya tuh gerbang ada kapau, mmmm makan dulu donk. Enak deh. So, tenaga kembali pulih. Beres makan, menuju pelabuhan sunda kelapa. Tertulis di sana 1527. Kami terus menyusuri pelabuhan. Banyak kapal-kapal kayu yang sedang bongkar muat. Tiba-tiba cuaca berubah mendung. Tapi karena belum melihat laut lepas, kami terus jalan sampe akhirnya melihat kapal-kapal yang lebih besar berlabuh, dan melihat samudera, ya kurang lebih 500 m dari gerbang. Di pelabuhan ini sendiri gak terlihat tanda-tanda bangunan tua, hanya tulisan di gerbang itu saja yang bertulis 1527.

Langit semakin hitam. Jalan cepat, kami harus kembali ke jalan raya. Finally, setelah berlari-lari kecil kami tiba lagi di jalan raya, dan meneruskan perjalanan di tengah guyuran hujan yang melanda jakarta sore itu. Gak kerasa deh jalan kaki lebih dari 5 jam. But, it’s worth the journey (yaaa mirip motonyo Burger Blenger, it’s worth the wait). Pokoknya mah layak banget.

So, buat temen-temen yang di Jakarta, kalo bosen ke mall ato bingung mo jalan kemana, jalan-jalan deh ke Kota Tua atau museum-museum lainnya. Cukup menarik juga kok dan murah meriah lagi. Apalagi kalo long weekend, kan waktunya lebih panjang. Jangan pada tumplek ke Bandung mulu, soalna Bdg jadi macet pisan pas long weekend, penuh oleh Plat B. Ok deh, met jalan-jalan….


No comments:

Post a Comment

Please, leave your comment here. Don't forget to put your name ... Anonymous is not recommended. Thanks :)