Siap-Siap Nikah

Dari mp dan fs 23 jan 08.

-----

Kalo baca judulnya itu, mungkin kesannya saya dah mo nikah dalam waktu dekat ya. Hmmm, sebetulnya dah pengen nikah, tp berhubung calonnya belum ada, jadinya nulis aja dulu tentang siap-siap nikah. Bbrp hari yang lalu (tepatnya 21 jan lewat dari jam 10 malam), jeng Hanifah (teman se-kost, se-kantor, dan se-organisasi jaman dulu kala) mampir ke kamarku dan ngasi buku dengan judul “Siap-siap Nikah”. Reaksi pertama yaa tentu saja bertanya (kira-kira ini niy dialognya):

Aku : “Ini buku buat aku Peh?”

Ipeh : “iya”

Aku : “Lho kok?” (karena aku emang bingung)

Ipeh : “ya nggak tau, pas liat itu kepikiran aja buat ngasi ke kamu”

Heuheuheu….segitunya. Yaa aku menganggap itu sebagai doa buat aku.

Karena bukunya lumayan tipis dan font-nya gede-gede (karena format buku itu ABG banget dah), jadilah dalam kurang dari sehari tuh buku dah slese dibaca. Ternyata, banyak pelajaran yang dapat dipetik lho. Padahal penulisnya (baca: Syamsa Hawa) tuh kelahiran 1989 (which mean, dia mah being 20 aja belum), tp dia sudah menikah bo!! Wow, salut lah.

Ada satu hal dari tulisannya yang kira-kira gini:

Buat SPMB aja orang2 bisa nyiapin diri sampe setaun biar bisa diterima di jurusan dan PT yang diinginkan, masa buat menikah yang notabene diharapkan sekali seumur hidup, kebanyakan orang tidak mempersiapkan diri. Yang ada orang-orang hanya mempersiapkan segala hal untuk keperluan resepsinya, misal gedung mana yang dipake, kateringnya apa, budget-nya berapa, sementara mental untuk menghadapi kehidupan setelah pernikahan tidak dipersiapkan. Seharusnya persiapan itu dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya, bahkan sebelum kita bertemu dengan calon kita. Selain persiapan mental, persiapan itu meliputi ilmu, finansial, fisik, dan tentu saja ruhiyah/doa.

Ya, mungkin memang aku termasuk dari sekian banyak orang yang tidak mempersiapkan untuk hal itu. Aku memang menganggap nikah itu ibadah, mengikuti sunnah Rasul, menggenapkan setengah dien. Lalu apa aku dah ada usaha untuk menemukan jodoh? (Liat lagi ya post aku sebelumnya yang “JODOH…Dicari dan Dinanti???”).

Hal lain yang aku dapet dari buku itu, mengenai pertanyaan kapan nikah? Kapppaaannn? Yang bahkan di bukunya Ninit Yunita disebut sebagai pertanyaan lingkaran setan (Sekali lagi ya, liat post aku sebelumnya yang “JODOH…Dicari dan Dinanti???”) ternyata memang harus disikapi dengan hati-hati dan positive thinking.

Bagiku sendiri, selama ini, jika ada yang bertanya kapan?? Kapan??, aku merespon dengan tiga hal. Pertama, diam saja…kesel banget ditanya gitu. Kedua, aku jawab ASAP (walopun ga tau kapan) atau yang ketiga, insyaAllah segera, do’akan saja. Ternyata memang harusnya kita menjawab dengan jawaban yang ketiga itu. Yaa sekedar positive thinking, insyaAllah hal-hal positif juga akan menghampiri kita.

Oh ya, ada lagi di halaman 150 dari buku itu ngebahas “Jika terlanjur ada seseorang di hatimu” (Duuuh pas baca bagian ini, rasanya gimana gitu…sekali lagi ya kalo mo tau liat post aku sebelumnya yang “JODOH…Dicari dan Dinanti???” dan “Hati…Oh…Hati…”) . Di buku itu ditawarkan dua alternatif solusi, yaitu:

  1. Si penjaga, jadi untuk yang ini perempuan menjaga hati dengan cara mendiamkannya dan membiarkan rasa penasaran itu hilang dengan sendirinya.
  2. Si to the point, untuk yang ini, perempuan menyampaikan langsung (ato via pihak ketiga) perasaannya kepada yang bersangkutan.

Wow, aku tuh salut banget dengan perempuan-perempuan yang bisa memilih nomor dua. S-A-L-U-T-B-A-N-G-E-T deh pokoknya. Karena sampe saat ini aku belum siap kalau harus memilih nomor dua, jadi aku lebih memilih menjaga hati aja (kaya judul lagunya Yovie dan Nuno aja hehehe…). Sampe kapan ya??

Yang jelas, terus berusaha, semangat dalam hidup, karena aku yakin …He may live around the block or far accros the sea…but somewhere my baby waits for me (OST-nya The Wedding Planner).

{Rabu, 23-01-08, 13 Muharam 1429, at 2.18 p.m. sendiri di ruanganku di kantor. Weleh-weleh…di kantor kok kerjaannya curhat (mode merasa bersalah on!), yaa namanya juga memanfaatkan waktu (pembelaan nih). Two days to go to ... Alhamdulillah…being single at ..., no problem! Semoga Allah akan mempertemukan aku dengan yang terbaik pada waktunya, Amiiin… semoga bisa tahun ini, Amiiin.}


1 comment:

  1. iya juga yah, kadang kita sibuk nyiapin pernikahan hanya identik dengan ritual akad nikah + resepsi yg notabene jadi monumental pernikahan itu. Padahal ada yg jauh lebih penting buat kita persiapkan drpd sekedar sebuah pengakuan....

    mm...semoga kita belajar dari buku itu, belajar mempersiapkan pernikahan dengan lebih baik lagi...

    cayo bu :)

    ReplyDelete

Please, leave your comment here. Don't forget to put your name ... Anonymous is not recommended. Thanks :)