Travelers’ Tale (4) : Kuching – Pontianak

Sebelumnya : Part 1, Part 2, Part 3.

Sabtu, 24 Januari 2009

Subuh…subuh…Pagi-pagi sekitar pukul 6 kami sudah bersiap-siap. Cape sisa jalan-jalan kemarin gak terasa (padahal seharian kemarin, keliling Kuching Kota, kami tempuh dengan jalan kaki). Hari ini kami jalan menuju “Little Lebanon”, Pecinan, dan India Street Market. Kehidupan pagi itu baru saja menggeliat, para pedagang masih bersiap membuka tokonya. Namun, kami sudah berjalan melewati lorong-lorong pasar tersebut.

Setelah itu kami kembali menuju Waterfront dengan maksud menyebrang ke Kuching Utara dan mengunjungi Museum Kucing. Kami udah naik “angkot” eeeh tepat sebelum pergi, datang “angkot” lain yang dikemudikan preman yang kemarin. Si preman itu marah-marah, ngomong ke supir “angkot” yang kami tumpangi, kalo kemarin kami sudah janji mau naik angkotnya dia. Weh, perjanjian dari mana. Emang menyebalkan tuh preman. Nyebelin banget deh tuh orang, udah bikin be-te aja pagi-pagi. Itu pula mungkin yang dimaksud "Nila setitik merusak susu sebelangga", gara-gara satu orang itu, citra kami tentang Kuching yang tenang langsung rusak :D.

Daripada ribut, akhirnya kami balik nyebrang lagi, dan naik taksi ke Museum Kuching. Soalnya serasa gak lengkap aja ke Kuching tapi gak ke Museum Kuching. Berkunjung ke Museum Kuching juga gratis, tapi harus membayar RM 4 untuk kamera yang kami bawa. Tepat ketika kami tiba, datang juga dua bis rombongan turis, nampaknya dari Eropa. Ah penuh deh tuh museum.

Hmm…sebetulnya Museum Kuching hanya merupakan kumpulan foto-foto, patung, dan koleksi kucing dari seluruh dunia. Gak ada satu pun khas Malaysia, emang paling “hebat” nih Malaysia dalam mengklaim kebudayaan orang lain :D.

Akhirnya selesai juga sehari tour di Kuching. Tapi memang untuk menyusuri jalan-jalan di Kuching Kota sehari aja mengelilingi hampir semua tempat, dan cukup dengan jalan kaki, kecuali kalo ke Kuching utara.

Jalan-jalan hari itu terasa singkat karena kami harus kembali ke terminal untuk naik bis pukul 12 siang menuju Pontianak. Tiba di sekitar Jalan Tabuan sudah hampir pukul 11, namun kami masih tetap maksain ke Tingting Supermarket buat beli cokelat, sebetulnya gak cocok disebut supermarket karena tempatnya kecil. Jadinya dengan jalan cepat, kami kembali ke hostel, packing dan buru-buru cari taksi. Tapi karena Kuching kotanya kecil dan sepi, jarang sekali taksi yang lewat, sehingga kami harus berjalan menuju Merdeka Palace Hotel. Tinggal 20 menit lagi menuju jam 12. Uuuuh akhirnya dapet juga taksi. Untungnya jalanan di Kuching gak macet, jadinya dalam 15 menit kami sudah tiba di Terminal Batu Tiga.

Bis Damri yang kami tumpangi berangkat pukul 12.00. Oh ya bis terakhir dari Kuching tujuan Pontianak berangkat pukul 13.00 (waktu Kuching) karena semua kendaraan harus sudah melewati perbatasan Entikong yang tutup pukul 16.00. Nah karena perjalanan siang, kami bisa leluasa melihat jalan-jalan yang dilewati. Jalan dari Kuching menuju Tebedu (perbatasan Malaysia) cukup mulus dan kiri-kanan jalan hanya berupa tanah-tanah tebing hijau dengan pepohonan, jarang rumah penduduk. Sekitar pukul 15.00 kami tiba di Entikong. Setelah melewati pemeriksaan barulah kami memasuki kembali wilayah Indonesia.



Wilayah terdekat adalah Sanggau. Ups..langsung deh begitu keluar dari Entikong, yang terlihat banyak pemukiman-pemukiman penduduk yang (maaf) agak kumuh. Hal-hal yang kami lewatkan ketika pergi karena melakukan perjalanan malam. Yaaa begitulah jalanannya sih lumayan mulus dan rata, walaupun sekali-kali ada juga jalan berlubang, namun sisi kiri dan kanan jalan kebanyakan tidak terawat.

Satu hal yang tidak membedakan wilayah itu dengan tempat lainnya di Indonesia adalah spanduk, poster, dan baliho partai-partai yang bertebaran dimana-mana. Sebetulnya itu pemandangan yang menyebalkan. Pemasangannya yang sembarangan sangat merusak keindahan kota. Mending kalo kotanya indah, lah kota yang sudah semrawut makin semrawut dengan atribut partai-partai yang dipasang sembarangan.

Back to cerita Traveler’s Tale. Kami tiba di Pontianak pukul 21.00 dan setelah mengambil tas yang ditinggal di rumah teman, kami check ini di Hotel Gajah Mada. Seperti biasa, bukannya langsung istirahat dan tidur, setelah istirahat sebentar dan mandi, kami langsung menyusuri Jalan Gajah Mada untuk melihat satu sisi Pontianak yang ternyata cukup parah (maaf, ini cuma pendapatku yang melihat secara sekilas).

Sekitar pukul 23.00 kami kembali ke hotel dan karena lapar langsung menuju restoran hotel yang sepi banget, gak ada satu pun tamu di restoran itu kecuali kami. Ya iyalah, tamu lain mah dah pada tidur kali. Gak kerasa sudah tengah malam, tiba-tiba Mike bergumam…”eeeh Lies kan …” Oh ya ya?? Aku sendiri malah lupa tuh. Langsung deh cipika-cipiki dengan Mbak Ema yang kebetulan duduk sebelahan. Makasih ya temans. What a wonderful day.

Time to sleep, tapi mata ini malah susah terpejam. Sempet ngobrol bentar dengan Mbak Ema sebelum akhirnya terlelap. Menyambut besok, yang merupakan inti dari kunjungan kami ke Pontianak, a big day for my friend.

…bersambung…


13 comments:

  1. Mmm,, kenapa yak dinamain kuching? apa karena banyak kucingnya?

    *bukannya garing, tapi emang bener-bener curious,,,*

    ReplyDelete
  2. teh...
    ikut dong klo jalan2 lagi....
    pengen juga tuh ke sono, tapi bayalin yah hehehehehe

    ReplyDelete
  3. mmm, serem banget tuh hotelnya teh :D,, yang nginep cuma beberapa orang

    be te we masih bersambung ya ?

    ReplyDelete
  4. @ Dian, hehehe... iya ... baca aja di Part 3 :D

    @ Evan, abdi ge hoyong atuh ari dipangmayarkeun mah :P

    @ Jonk, yg nginep banyak Jonk, tp kan saat itu udah tengah malam, jd di restoran sepi, cuma kami aja.

    Yup, masih bersambung ... mungkin dua bagian lagi heuheuheu....

    ReplyDelete
  5. jalan-jalannya lama bener ya??
    tapi asyik tuh, gak cuma bisa liat yang indah-indah..liat pemukiman kumuh juga... :p

    berapa orang jalan2nya...?

    ReplyDelete
  6. enaknya jalan² terus.. mbok ya aku diajak skali² gitu mbak... *ngarep* :p

    ReplyDelete
  7. Keknya postingan kurang lengkap mbak, blom dipasang fotonya hehehe...

    Kapan ya bisa jalan jalan ke Kuching *ngayal mode on*

    ReplyDelete
  8. Kapan ya bisa nyebrang ke negara tetangga???
    Huuh, selama ini jalan-jalannya baru sampe perbatasan aja...

    ReplyDelete
  9. eww...mau dunk ikut jlan²........ kekny enak ya..

    ReplyDelete
  10. wah...baru jalan2 lagi nih ke Kuching...mmm... kyk apa ya suasananya

    ReplyDelete
  11. aw aw aw ada yg jalan-jalan ke kuching, miauw;) jalan-jalan teyusss

    ReplyDelete
  12. foto mbak laisya yg sebelah mana posisinya??

    ReplyDelete
  13. parahnya dimana coba? gak terima ni diblg pontianak parah./.

    ReplyDelete

Please, leave your comment here. Don't forget to put your name ... Anonymous is not recommended. Thanks :)